Postingan

Doa yang Terjawab: Kuliah Online

Gambar
 Halo, pembaca semuanya! Sebagai pemilik blog ini, rasanya sangat ingin aku membagikan cerita-cerita yang telah aku lalui di dalam kehidupanku, dan berharap bisa menjadi pembelajaran bagi para pembaca, sehingga tidak mengambil kesalahan yang sama sepertiku, atau justru menambah informasi-informasi yang berharga untuk kalian saring sendiri.  Perkenalkan, namaku Anissa, dengan double S. Banyak sekali orang yang salah menulis namaku, tapi tidak mengapa. Biasanya sering ku pertegas, "Anissa dengan double S ya bukan double N". Oh ya, sekarang ini, aku menjadi mahasiswa lagi (yeay!). Sebagai mahasiswa angkatan "covid" alias angkatan 2020, banyak hal yang sangat membuatku ingin tersenyum geli. Jujur saja, aslinya, aku ini angkatan 2013 yang kuliah lagi di pertengahan tahun kemarin. Kuliah lagi? gak repot tuh? Pasti ada yang bertanya seperti itu. Pastinya repot banget... harus belaja lagi, ngatur jadwal, dan bergaul dengan teman-teman yang berbeda angkatan denganku ( gap ye

Melankolia IV: Negosiasi Jiwa

Gambar
Hal yang paling telat untuk ku sadari adalah bahwa aku telah mati pada saat itu. Selebihnya, aku hidup tanpa jiwa. Seperti layaknya layangan yang sedang malayang di angkasa. Tanpa angin dan paksaan dari tangan-tangan yang memaksanya terbang, layangan tersebut hanya akan tergeletak di tanah, tanpa manfaat apapun. Begitulah yang aku rasakan sekarang. Jiwaku melayang pergi. Ragaku seperti terbaring di atas tanah tanpa bisa aku mengumpulkan tekad untuk membangunkannya kembali. Walaupun tidak tampak, tetapi telah ada lubang di hatiku yang tidak dapat tertutup kembali. Hampa, suram, seakan aku tidak berdaya lagi di dunia ini. Semesta menghukumku dengan hukuman paling kejam, yaitu aku tidak dapat meneruskan masa depanku. Bagai lingkaran setan dan seakan aku hidup di dalamnya. Melompati adegan demi adegan yang selalu berulang di kepalaku. Hal itu pun membuat lubang di hatiku bertambah besar. Sekilas rasanya aku hanya tertawa. Aku menjinakkan diriku yang lainnya. Selebihnya, yang aku dapati h

Memulai Semua Dari Nol

Gambar
Di tengah pandemi yang nampaknya belum usai ini, banyak pelajaran yang aku ambil, banyak nikmat yang Tuhan berikan untukku. Aku melihat dunia bukan dari satu sisi keegoisanku lagi. Memulai semua dari nol tidaklah pernah mudah. Entah sudah berapa banyak kesalahan yang aku lalui sebelumnya. Semua itu aku jadikan pelajaran supaya aku tidak tersandung lagi di kemudian hari. Aku sekarang sedang memasuki pertengahan umur, peralihan, ketika semuanya berubah menjadi... aku harus lebih mandiri dan siap menghadapi dunia. Umur yang terbilang sangat produktif. Kalau ditanyakan, hal apa yang aku mulai dari nol... Pertama, dari segi pendidikan Kedua, dari segi akhlak Ketiga, dari segi hubungan dengan manusia Hanya tiga hal, memang terbilang sedikit, tetapi cukup sulit untuk menjalaninya.  Dari segi pendidikan, bukannya aku tidak menerima pendidikan yang layak, akan tetapi aku harus mengulangnya. Hal tersebut akibat dari ketidakinginanku untuk mengungkapkan isi hati kepada orang tua. Istilah gampangn

Melankolia III : Kenari di Dalam Teko

Gambar
  Terkadang, hidup sebercanda itu denganku. Menggelitik aku sampai aku menangis tersedu. Jika dilihat sekilas, aku tidak bisa beradu pandang dengan hidup itu sendiri. Sampai pada akhirnya, aku menyerah, dan aku berkata sambil mencaci, "Tidak punya rasa kau, wahai kehidupan! Ambil saja semua milikku dan rusak itu semua dalam satu waktu!". Hanya terkekeh saja dia terhadapku, padahal aku sudah kuatkan dan bulatkan tekadku untuk berkata seperti itu. Pernah sekali waktu, aku merenung sebelum tertidur. Akan jadi apakah aku nantinya. Sambil berucap-ucap, berkomat-kamit, satu.. dua... tiga... ayo jangan tidur dahulu! Tetap saja, mimpi lebih kuat daripada tekadku untuk merencanakan kehidupanku. Ya sudahlah, tak apa. Besok akan aku ulangi lagi dan semoga saja aku segera menemukan jawabannya. Apakah kalian pernah meilhat sesuatu begitu saksama? Aku pernah. Ku ceritakan pada kalian. Waktu itu sore hari, dan langit terasa begitu jingga menyilaukan sampai menusuk dagingku. Aku menemukan se

Melankolia II : Anak-Anak Bintang

Gambar
Aku yakin, aku memimpikan hal yang sama denganmu. Malam itu, aku bermimpi, sedang duduk manis di padang rumput yang luas. Angin terasa sejuk walaupun sedikit membuatku lebih merapatkan kancing jaketku, dan menyembunyikan kedua telapak tanganku ke dalam kantung-kantung hangatnya. Aku ingat bahwa kamu ada di sisiku dan melakukan hal yang sama. Ketika wajah kita memandang satu sama lainnya, kita hanya tersenyum. Tidak ada kata yang keluar sedikit pun di malam itu. Bersama memandang luasnya langit, yang bahkan tidak bisa kita berdua gapai dengan tangan kosong kita. Langit malam yang gelap, dengan bintik-bintik terangnya bintang. Berkelap-kelip bagaikan sebuah sinyal yang merasuki mata, membuat sebuah fantasi visual yang memanjakan. Aku menekuk kedua kaki ku, dan memeluknya. Malam yang romantis, dengan suguhan bintang, dan hangatnya kasih yang kamu pancarkan hanya dari ekspresi tubuhmu. Aku tahu bahwa itu hanya mimpi, tetapi aku bersyukur telah memimpikan hal tersebut. Kita ada

Melankolia I : Penjelajah Ruang Waktu

Gambar
Sekilas, aku melemparkan pikiranku, melewati batas ruang waktu, dan kembali ke masa sekitar 10 tahun yang lalu. Aku sengaja membuat diriku tersenyum kalau mengingatnya. Keterbatasan berkomunikasi, sebagian besar seputar itu, menjadikannya sebuah memori yang menggelitik suasana hati. Aku mengingat beberapa hal konyol dan memalukan yang pernah ku buat selama tahun-tahun itu. Sebuah memori yang terbungkus rapih, beserta hiasan dan pernak pernak-pernik seluruh kejadiannya. Aku ambil contoh ketika aku melakukan suatu hal yang sangat biasa di mata remaja, tetapi kualat luar biasa di mata orangtua. Singkatnya, saat itu, aku menginginkan kebebasan. Aku mencari orang-orang yang menurutku bisa membantuku mencari kebebasan itu. Melampaui batas, di luar nalar. Aku ingat saat itu bahkan aku enggan kembali ke rumah. Sebuah ponsel tua yang menghubungkanku dengan cinta pertama. Berkenalan dengan asap rokok yang menari di depan mataku. Malam-malam kelam itu. Menurutku, hal itu lumrah bagi ora

Sebelumnya, Aku Tidak Pernah Suka Hujan

Gambar
Aku tidak pernah suka hujan Tapi, semuanya berbeda ketika aku terjebak di dalam hujan bersama seseorang. Hari itu tidak pernah terpikirkan sebelumnya bahwa hujan akan turun dengan derasnya. Aku sadar bahwa aku ini tipe yang rewel, sedikit kena basah saja sudah ngomel. Bahkan, aku benci dengan suara hujan, petir, genangan air di sepanjang jalan. Yang bisa mengubah semua kebencianku itu hanya satu hal, cinta. Oke, sebelumnya aku mau mengatakan bahwa aku bukan bucin ! Sekarang ini, populer istilah lebay, bucin, baper, dsb. Menurutku, kata-kata seperti itu akan mengubah persepsi seseorang dan akan merobek emosional yang seseorang rasakan. Aku justru bersyukur karena cinta, aku bisa melihat dunia bukan hanya sebelah mata saja, tidak melihat sebelah sisi secara berat sebelah, tidak menilai tanpa mengetahui semua alasan dibalik suatu tindakan. Memang, yang aku ceritakan ini lebih ke romansa dengan pasangan. Tapi, siapa sih yang gak sumringah kalau sedang jatuh cinta? termasuk